Oleh: Muhammad Faqih
Pada era ini, terutama setelah Reformasi pada tahun 1998, Liberalisme telah memberikan dampak terhadap politik Indonesia. Liberalisme membuka jalannya proses demokrasi, dikarenakan ideologi ini menekan kepada hak asasi manusia dan kebebasan individu, yang memungkinkan masyarakat untuk lebih aktif berkontribusi dalam pemerintahan dan menyuarakan pendapat mereka.
Terdapat ciri khas penting dari sistem politik Indonesia yang baru saat ini, yaitu masyarakat lebih bebas dalam berpendapat dan pers lebih terbuka dan berani. Melalui macam-macam lembaga Swadaya, masyarakat sipil semakin berperan dalam pengawasan dan mendorong transparansi pemerintahan, agar terciptanya iklim politik yang dinamis.
Walaupun ada banyak kemajuan, tetapi liberalisme juga mempunyai beberapa tantangan yang tidak boleh diabaikan. Salah satunya yaitu, munculnya kesenjangan sosial yang semakin luas. Di dalam kebijakannya yang di adopsi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, sering sekali lebih menguntungkan kelompok-kelompok tertentu di masyarakat, sedangkan yang lain masih terpinggirkan.
Mengingat terdapat banyak warga yang merasakan tidak mendapat keadilan dari pertumbuhan ekonomi ini, ketidakadilan tersebut berpotensi menciptakan ketegangan sosial yang bisa mengganggu stabilitas politik.
Selain kesenjangan sosial, liberalisme juga bisa bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal dan Pancasila. Contohnya, isu sosial seperti gak LGBT sering sekali menimbulkan perdebatan, dikarenakan menyimpang dan sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan Pancasila.
Perdebatan ini menciptakan penentangan diantara kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan dalam pendapat, sehingga sebagian kelompok merasa terpinggirkan oleh nilai-nilai liberal yang asing itu. Maka dari itu, masyarakat Indonesia harus menyeimbangkan penerapan dari nilai-nilai liberal dan nilai-nilai budaya yang merupakan identitas bangsa Indonesia.
Pada masa ini, Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan nilai-nilai Pancasila, harus bijak dalam menghadapi pengaruh dari ideologi liberalisme. Agar tidak menghilangkan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, masyarakat harus memilah aspek positif dari liberalisme, seperti kebebasan berpendapat dan transparansi pemerintahan.
Dengan cara ini, kita dapat memperkuat fondasi demokrasi bangsa Indonesia tanpa menghilangkan nilai-nilai yang telah lama di pegang oleh masyarakat. Pluralisme dan keberagaman harus dijadikan sebagai kekuatan untuk menciptakan keharmonisan masyarakat Indonesia.
Jadi, Indonesia berpotensi untuk menciptakan sistem politik yang adil dan inklusif dengan cara memanfaatkan pemikiran liberalisme yang relavan sambil menjaga identitas budaya agar tidak hilang. Dalam proses ini, kita harus menghindari ketergantungan berlebihan terhadap kekuatan asing, supaya kedaulatan bangsa ini tetap terjaga.
Dengan demikian, kita dapat menjamin kesejahteraan masyarakat akan terjamin, terciptanya masa depan yang cerah bagi masyarakat bangsa Indonesia, serta memastikan bahwa nilai-nilai leluhur Pancasila akan tetap hidup dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
*Penulis adalah Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Kom, FISIP Untirta