Program pembinaan karakter siswa nakal di barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi membuat dirinya kini memiliki beberapa anak asuh. Keputusan tersebut diambil Kang Dedi Mulyadi (KDM) setelah mempertimbangkan beberapa hal.
Salah satunya adalah karena khawatir anak-anak yang sudah menjalani program pembinaan karakter tersebut akan kembali nakal. Beberapa diantaranya mengaku sudah tak punya orang tua, atau tidak betah dirumah karena kerap melihat orang tuanya bertengkar.
Kabar terbaru, anak-anak asuh Dedi Mulyadi kini mulai tinggal di Gedung Lembur Pakuan Jawa Barat. Saat ditanya Dedi Mulyadi, salah satu anak asuhnya bernama Yulika, mengaku berasal dari Bandung.
Kepada Gubernur Jawa Barat tersebut, Yulika mengatakan, dirinya menjalani pendidikan karakter di Jawa Barat karena jarang sekolah dan mengkonsumsi minum serta obat-obatan.
“Apa yang membuat kamu minum dan obat-obatan?” tanya Dedi Mulyadi.
“Sama seperti Nayla, masalah dari keluarga,” jawab Yulika.
Saat ditanya Dedi Mulyadi soal orang tua, Yulika mengaku sebagai anak yatim.
“Kemaren, ibunya engga jemput?” tanya Dedi Mulyadi. “Ibu kehalang sama kerjaan. Waktu di Pakuan ada,” ungkap Yulika.
Saat ditanya Gubernur Jawa Barat alasan lebih memilih tinggal di Lembur Pakuan, Yulika mengatakan dirinya kerap dimarahi sang ibu.
“Dimarahin terus di rumah,” ucap Yulika.
“Daripada di rumah nanti jadi kacau lagi, lebih baik ikut sama Kang Dedi,” sebut Dedi Mulyadi.
Yulika menceritakan, sang ibu meminta maaf kepada dirinya karena memperlakukan dengan keras.
“Pas ikut barak, ibu sadar bahwa emang terlalu keras cara didiknya,” ujarnya.
“Dedi Mulyadi lebih keras lho,” ucap Gubernur Jawa Barat.
“Enggak apa-apa,” imbuh Yulika.
“Saya ini keras, tanya sama staf saya. Galak. Kamu betah di Lembur Pakuan?” tanya Dedi Mulyadi.
“Siap betah,” tambah Yulika.
Yulika menerangkan, ia memiliki kamar sendiri dan mendapatkan fasilitas makanan dan tempat tidur seperti di barak militer.
Kepada anak asuhnya, Dedi Mulyadi menegaskan tidak boleh menggunakan telepon seluler.
“Di Gedung Pakuan enggak boleh pake hape, nanti cukup dengan guru pembimbingnya. Pembimbingnya baik enggak?” tanyanya.
“Baik,” ucap Yulika.
“Sama seperti punya ayah sendiri kan? Ayah tentara, ganteng lagi,” terang Dedi Mulyadi.
Kepada Gubernur Jawa Barat, Yulika bertekad ingin menjadi polisi atau Make Up Artits (MUA). Saat ditanya tentang pacar, ia memaparkan, tengah menjalin hubungan dengan salah satu siswa asal Bogor.
“Enggak boleh pake hape dulu, kirim surat aja kayak jaman dulu,” pungkas Dedi Mulyadi.