Hampir seabad silam, tepatnya pada 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara mengikrarkan Sumpah Pemuda, sebuah janji luhur yang menyalakan semangat persatuan dan menjadi tonggak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai yang diwariskan para pemuda 1928 itu terus hidup dan relevan hingga kini, menginspirasi generasi muda untuk meneguhkan identitas nasional, memperkuat solidaritas kebangsaan, serta menumbuhkan kepemimpinan yang berkarakter Pancasila di tengah tantangan zaman.
Semangat inilah yang menjadi salah satu latar belakang bagi Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) melalui Biro Hubungan Masyarakat untuk berkolaborasi dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam menerima kunjungan Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Universitas Indonesia (UI) yang bekerja sama dengan Forum OSIS Nasional (FON) di Aula Hoegeng, Gedung Sekretariat Dukungan Kabinet, pada Senin (27/10).
Kunjungan ini diikuti oleh lebih dari 100 ketua OSIS SMA dari 34 provinsi di Indonesia. Kegiatan tersebut menjadi wadah pembelajaran dan dialog inspiratif bagi generasi muda tentang pentingnya kepemimpinan, semangat kebangsaan, serta peran aktif pemuda dalam mendukung tata kelola pemerintahan yang baik.
Dalam sambutannya, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Eddy Cahyono Sugiarto menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Eddy menekankan pentingnya membangun karakter pemimpin muda yang berintegritas, peka terhadap lingkungan sosial, dan siap melayani.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran para pelajar dari berbagai daerah di Indonesia. Kalian semua adalah calon pemimpin bangsa yang akan membawa perubahan di masa depan,” ujar Eddy.
Eddy menambahkan bahwa setiap pemimpin besar lahir dari mimpi dan semangat untuk mewujudkan perubahan. “Bermimpilah setinggi-tingginya, karena dari mimpi yang besar akan lahir cita-cita dan tekad untuk mewujudkannya,” tutur Eddy.
Sementara itu, Kepala Biro Fasilitasi Pimpinan, Humas, dan Administrasi BPIP Mahnan Marbawi menyampaikan bahwa Pancasila merupakan alat transformasi sosial yang membentuk karakter generasi muda di era digital. “Pemuda adalah arsitek masa depan bangsa. Pancasila harus menjadi kompas moral agar kita tidak kehilangan arah di tengah derasnya arus informasi,” ungkap Mahnan.
Mahnan juga memperkenalkan konsep “Dari Satu, Menjadi Seribu”, yaitu gerakan akar rumput yang menumbuhkan agen perubahan lokal (local agents of change) melalui aksi sosial, konten edukatif, dan jejaring komunitas pelajar Pancasila di berbagai daerah.
Direktur Penyelenggaraan Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka BPIP, Fuad Lutfi, menegaskan bahwa Paskibra bukan sekadar barisan pengibar bendera, tetapi simbol kedisiplinan, tanggung jawab, dan cinta tanah air.
“Menjadi Paskibra itu bukan hanya tentang tegap dan kompak di lapangan, tapi tentang membentuk karakter pemuda yang kuat, tangguh, dan siap mengabdi untuk bangsa. Setiap tahun seleksi Paskibra selalu melahirkan putra-putri terbaik daerah yang membawa semangat merah putih ke seluruh penjuru negeri,” ujar Fuad.
Melengkapi sesi pemaparan, Pranata Hubungan Masyarakat Ahli Madya Kemensetneg Faisal Fahmi, menjelaskan tugas utama Kementerian Sekretariat Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan. “Tugas Kemensetneg adalah memberikan dukungan teknis, administrasi, dan analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan,” jelas Faisal.
Lebih lanjut, Faisal juga menjelaskan kepada peserta terkait berbagai program prioritas Presiden Prabowo seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), Sekolah Rakyat, Koperasi Kelurahan/Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih), dan Tiga Juta Rumah yang merupakan bagian dari Asta Cita. “Program-program tersebut mencerminkan amanat UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelas Faisal.
Kunjungan ini meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta maupun tim penyelenggara. Salah satu perwakilan penyelenggara, Meira Fenderissa menyampaikan apresiasinya atas penerimaan dan dukungan yang diberikan oleh pihak Kemensetneg. “Kami disambut dengan hangat dan baik. Koordinasi dari pihak Kemensetneg sangat jelas dan memudahkan kami dalam memobilisasi peserta. Setiap detail kegiatan disusun dengan baik, dan interaksi dengan peserta sangat hidup sepanjang sesi,” ujar Meira.
Kesan positif juga disampaikan Oliver Noah Gracio Aritonang dari SMA Taruna Nusantara Kampus Cimahi Jawa Barat yang menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman yang tidak terlupakan. “Kunjungan ke Kemensetneg merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk belajar cara kepemimpinan di lembaga pemerintahan. Melalui penjelasan langsung dari narasumber, kami jadi lebih memahami bagaimana kinerja dan tanggung jawab di pemerintahan,” ujar Oliver.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi pemaparan, diskusi, dan kuis interaktif yang disampaikan oleh para narasumber. Sebagai penutup kegiatan, para peserta berkesempatan untuk berfoto bersama di lingkungan Istana Negara, sebuah momen berharga yang tidak hanya menjadi pengalaman simbolis, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga dan kedekatan dengan lembaga kepresidenan. Kunjungan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi para pelajar untuk terus berkontribusi dan mengembangkan potensi diri sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan.



 
																				







