oleh

Komisi XIII DPR RI Apresiasi Program PRABU Rutan Surakarta: Pembinaan Humanis Berbasis Budaya Lokal

Surakarta – Kunjungan kerja spesifik Komisi XIII DPR RI ke Rutan Kelas I Surakarta pada Rabu (12/11), membawa angin segar bagi penguatan program pembinaan di lingkungan pemasyarakatan. Dalam kesempatan tersebut, para anggota Komisi XIII menyampaikan apresiasi tinggi dan dukungan penuh terhadap Program PRABU (Program Revitalisasi Akhlak melalui Budaya dan Ungkapan Seni), sebuah terobosan pembinaan khas Rutan Kelas I Surakarta yang mengedepankan pendekatan budaya lokal.

Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua dan anggota Komisi XIII saat meninjau berbagai sarana pembinaan. Mereka menilai PRABU sebagai inovasi yang tidak hanya relevan, tetapi juga mampu menghadirkan sentuhan humanis dalam upaya pembinaan warga binaan. Program ini dinilai sejalan dengan urgensi pembinaan yang lebih berkarakter, kontekstual, dan berorientasi pada perubahan perilaku yang berkesadaran.

Baca Juga  Hadiri Sitammu Mali, Gubernur Pramono Apresiasi Kontribusi Komunitas Toraja bagi Jakarta

PRABU sendiri lahir dari kebutuhan untuk menghadirkan metode pembinaan yang berakar pada nilai budaya Surakarta. Dengan menjadikan core value “Berbudaya” sebagai pondasi, program ini mengarahkan warga binaan untuk menanamkan integritas, membangun akhlak yang baik, bersikap humanis, dan menumbuhkan dinamika serta keyakinan diri yang positif. Pendekatan PRABU tidak berhenti pada pengendalian perilaku semata, tetapi lebih jauh membangkitkan kesadaran batin agar warga binaan mampu memimpin diri sendiri dan kembali ke tengah masyarakat dengan bekal karakter yang lebih matang.

Implementasi PRABU sendiri diperkuat melalui sinergi strategis antara Rutan Surakarta dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Melalui kolaborasi ini, warga binaan mendapatkan pelatihan seni tari, seni pedalangan, hingga seni karawitan. Para peserta pelatihan bahkan diberi ruang untuk tampil dalam berbagai kegiatan, baik internal Rutan maupun event pemerintah Kota Surakarta, sebagai bentuk aktualisasi diri dan peningkatan kapasitas sosial.

Baca Juga  Bentuk Solidaritas di Hari Bhakti Imigrasi melalui Bakti Sosial kepada Anak Yatim

Selain pendekatan budaya, PRABU juga diperkuat dengan dimensi kerohanian. Melalui kerja sama dengan Kementerian Agama Kota Surakarta dan lima pondok pesantren di wilayah setempat, program unggulan “Pondok Pesantren Sareh Semeleh” menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter spiritual warga binaan. Aktivitas religius yang terstruktur ini telah menjadi salah satu pilar penting dalam mengembalikan ketenangan batin dan membangun sikap reflektif pada peserta program.

Keunggulan Program PRABU telah mendapat legitimasi akademis. Guru besar psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof. Enny Purwandari dan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Dr. Bondet Wrahatnala telah memberikan validasi bahwa pembinaan melalui seni dan budaya memiliki dampak signifikan dalam membentuk pola pikir dan perilaku positif warga binaan. Validasi ini memperkuat posisi PRABU sebagai model pembinaan yang efektif, berkelanjutan, dan memiliki akar budaya yang kuat.

Baca Juga  Gandeng RSUD, Lapas Tobelo Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Peringati Hari Kesehatan Nasional

Melihat capaian dan arah pembinaan yang progresif tersebut, Komisi XIII DPR RI mendorong agar program seperti PRABU dapat terus dikembangkan bahkan direplikasi di satuan kerja pemasyarakatan lainnya. Dukungan tersebut menjadi dorongan penting bagi Rutan Surakarta untuk terus berinovasi dalam menghadirkan pembinaan yang tidak hanya membina, tetapi juga memanusiakan.

News Feed