Banten terkenal dengan berbagai macam objek wisata yang menjadi tempat kunjungan para wisatawan. Mulai dari wisata alam, wisata sejarah, wisata religi hingga wisata kebudayaan semuanya ada di Provinsi Banten ini. Salah satu yang terkenal dari Provinsi Banten adalah kultur agama Islam yang masih kental tertanam di tanah Banten. Salah satu tempat wisata religi yang banyak dikenal orang sepenjuru negara adalah Masjid Agung Banten. Masjid yang terkenal dan bersejarah ini terletak di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Bangunan ini berbatasan dengan perkampungan di sebelah utara, barat dan selatan serta alun-alun di sebelah timur. Masjid ini adalah salah satu masjid tertua yang ada di nusantara. Masjid Agung Banten merupakan masjid pusat penyebaran agama Islam di Banten. Masjid ini dibangun pada masa kesultanan Sultan Maulana Hasanuddin yang merupakan sultan pertama dari kesultanan Banten. Masjid ini menjadi salah satu masjid yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat, baik itu masyarakat Banten maupun masyarakat luar Banten. Orang yang datang kemasjid ini bertujuan untuk berziarah karena di komplek masjid ini terdapat makam-makam sunan yang terkenal seperti sunan Maulana Hasanuddin yang membangun masjid dan istrinya, terdapat pula makam Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Dan sultan-sultan lainya beserta karib kerabat. maka tak heran setiap hari selalu ada saja masyarakat yang datang.
Masjid Agung Banten yang berdiri sejak tahun 1569 merupakan salah satu peninggalan sejarah kesultanan Banten, yakni Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan putra pertama dari Sunan Gunung Jati. Berbicara soal arsitektur bangunan, Masjid Agung Banten sendiri terdiri dari perpaduan beberapa sentuhan budaya, antara lain yaitu Tiongkok, Jawa, Hindu Serta Eropa. Masjid ini dibangun oleh tiga orang arsitektur yang berbeda sehingga mempunyai ciri khas tiap-tiap arsitektur yang membangunnya. Yang pertama adalah Raden Sepat, arsitek Majapahit yang juga membangun beberapa masjid di nusantara. Yang kedua adalah arsitektur dari Tiongkok yang bernama Cek Ban Su yang ikut ambil bagian dan memberikan pengaruh kuat pada bentuk atap masjid yang bentuknya bersusun 5, mirip dengan pagoda Tiongkok pada umumnya. Arsitek ketiga adalah Hendrik Lucaz Cardeel yang merupakan arsitek dari Belanda yang kabur dari Batavia. Ia ikut turut andil dalam membangun Tiyamah serta Menara Masjid di komplek Masjid Agung Banten. Tiyamah adalah bangunan bertingkat bergaya Belanda kontemporer yang pada dahulu digunakan untuk pertemuan penting, namun sekarang dialih fungsikan sebagai tempat museum benda peninggalan.
Menara Masjid Agung Banten yang unik tersebut tidak tampak seperti menara masjid pada umumnya. Bentuknya mengingatkan kita pada mercusuar buatan Belanda yang juga ada di Anyer. Pengunjung dapat naik ke puncak menara dengan menaiki 83 anak tangga dan lorong sempit. Secara keseluruhan, komplek Masjid Agung Banten adalah sebuah komplek Masjid seluas 1.3 Ha yang terdiri dari bangunan masjid, serambi pemakaman di kiri, tiyamah di kanan, menara dan tempat pemakaman di sisi utara. Masjid ini memiliki tingkatan atap lima, 3 besar dan dua kecil yang melambangkan rukun islam ada lima yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. di bagian depan pintu masuk berjumlah enam buah yang memiliki arti rukun iman. Di masjid ini terdapat 24 tiang yang menyangga atap yang menggambarkan waktu sehari penuh yakni 24 jam.
Di Masjid Agung Banten, anda tak hanya dapat melihat Masjid dengan arsitektur yang megah, pasalnya pada Masjid Agung Banten juga banyak makam orang-orang yang dikenal berjasa dalam penyebaran agama Islam di Banten. Antara lain yaitu, Sultan-Sultan Banten dan keluarganya. Maka tak heran jika Masjid Agung Banten tak pernah sepi dari pengunjung dan peziarah. Masjid ini terletak sekitar 10 Km di utara Kota Serang. Anda dapat mencapainya dengan kendaraan pribadi dengan cara menuju kota Serang terlebih dahulu. Bila menggunakan kendaraan umum. Anda dapat menuju terminal Pakupatan yang ada di kota serang untuk kemudian menyewa angkutan untuk menuju Masjid Agung Banten